Belitung (Re-Visit)

Ini kesempatan ketiga buat saya berkunjung ke Belitung. Pertama kali ke Belitung sebelum Belitung menjadi mainstream. Belitung sendiri menjadi mainstream tempat wisata pada saat booming film Laskar Pelangi. Kesempatan kedua ke Belitung lebih dimanfaatkan untuk mengunjungi beberapa tempat yang baru saja menjadi icon wisata Belitung, khususnya wisata laut dan kuliner.

Kesempatan kali ini ke Belitung bersama rombongan kantor untuk office outing 2017. Provider tur kali ini menggunakan Bayu Buana Tour dengan pemandu lokal dari BelitungTour.Net. Seperti sudah menjadi SOP, untuk flight pertama yang tiba di Belitung “harus” berkunjung ke restoran yang menyajikan mie Belitung untuk sarapan. Biasanya tujuan utama menyicipi mie belitung adalah ke restoran Atep yang konon merupakan pioner mie Belitung. Namun, kali ini pilihan dari pemandu tur cukup menarik.

Kita mengunjungi restoran Dinasty. Saya rasa ini pilihan yang cukup menarik karena dari segi rasa, mie Belitung di restoran Dinasty ini sepanjang ingatan saya lebih enak dari mie Belitung di Atep. Mie Belitung sendiri basis kuahnya menggunakan kuah udang (ebi) dengan tone rasa yang gurih cenderung manis. Saya bukan penikmat makanan pokok dengan tone manis masih bisa menikmati mie Belitung ini. Komposisi penunjang dari mie Belitung ini antara lain ada potongan udang, emping, kentang dan semacam cakwe berbahan dasar udang.

Mie Belitung Dynasty

Selepas sarapan Mie Belitung, rombongan menuju kuil Dewi Kwan Im. Yang menarik dari kuil ini adalah lokasinya yang terletak di tengah-tengah pemukiman muslim sehingga kuil ini sering kali menjadi referensi kedamaian dalam keragaman. Komplek kuil Kwan Im ini sudah berkembang dari terakhir saya ke sini. Paling tidak saat ini sedang ada pembangunan patung Dewi Kwan Im-nya di tengah lapangan yang cukup luas.

Patung Dewi Kwan Im

Berhubung sudah mendekati waktu sholat jumat, rombongan menuju ke kota Manggar untuk sholat di Masjid Agung Darrusalam. Sholat jumat di sini khotib berdiri di atas mimbar dan bukan di atas podium 🙂

Saat makan siang tiba setelah sholat jumat. Rombongan yang baru saja menyelesaikan ibadah sholat jumat menyusul rombongan lain di restoran Fega. Lagi-lagi pilihan makanan dari Bayu Buana ini tepat juga. Makanan yang disajikan antara lain ikan bakar, cumi masak cabai, sop iga, tumis kacang panjang dan sate ayam. Hampir semua makanan tersebut bisa diberikan predikat nikmat! Ikan bakarnya fresh dan bumbunya meresap sempurna! Juara lainnya adalah sop iga yang lembut dan kuahnya yang terasa rempah-rempahnya. Makan siang saya tutup dengan segelas jus buah naga. Ternyata untuk buah-buahan, sebagian besar buah-buahan di Belitung didatangkan dari luar pulau karena tampaknya pulau Belitung kurang cocok ditanami buah-buahan.

Kenyang setelah makan siang yang nikmat, rombongan berlanjut ke itinerary standard, yaitu mengunjungi museum Kata Andrea Hirata dan tour Laskar Pelangi. Jelas kalau tempat ini sudah mengalami kemajuan dalam hal fasilitas dan juga tampilan. Jadi lebih menarik untuk dikunjungi.

Museum Kata-Kata Andrea Hirata
Perjuangan Fotografer

Tidak berlama-lama di Museum Kata Andrea Hirata, rombongan kembali melanjutkan perjalanan untuk ke replika SD Muhammadiyah Gantong. Saya malah memilih untuk foto-foto spot danau eks galian timah yang berada tidak jauh dari SD tersebut.

Rombongan kembali bergerak untuk mencoba mengejar sunset di Tanjung Pendam. Perjalanan dari daerah Gantong ke Tanjung Pendam memakan waktu kurang lebih satu jam. Alhamdulillah tiba di Tanjung Pendam tepat waktu walaupun ternyata tidak bisa mendapatkan sunset “pecah telur” karena terhalang beberapa awan yang cukup besar. Tidak masalah, golden hour yang tersaji masih bisa dinikmati.

Tampaknya saya sendiri mulai menikmati untuk kembali menekuni hobi fotografi sekalipun fotonya hanya diambil menggunakan kamera handphone. Toh saat ini kualitas dari kamera handphone punya tidak kalah menarik dibandingkan dengan foto yang diambil menggunakan DSLR. Tentunya menggunakan handphone jauh lebih praktis dari pada harus membawa “peralatan perang” DSLR. Hehe….

Mentari perlahan lenyap Berakhir dalam senyap Menghantarkan malam yang gelap Ingin bersandar dalam lelap #sunset #belitung #travel #nexus6p #gnci #model #seascape #cloud #androidography #fonegrams #instadaily #snapseed #googlenexus

A photo posted by Ahmad Zakaria (@ahmadzakaria) on


Perjalanan hari pertama berakhir di BW Suite Belitung. Makan malam buffet sekaligus penjelasan dari panitia untuk acara besok. Mengingat besok bakalan full outdoor activities, mari kita tidur cepat untuk menyimpan tenaga.

Hari Kedua

Kegiatan outdoor sudah dimulai dari jam 7:30 WIB. Kita menuju ke Pantai Batu Banyak untuk menyeberang ke Pulau Lengkuas yang terkenal dengan mercusuarnya. Kegiatan di Pulau Lengkuas sendiri beragam, kami mengadakan perlombaan membangun sand castle, melepaskan penyu ke lautan lepas dan juga melakukan snorkeling. Pemandangan bawah laut di lokasi snorkeling cukup baik walaupun arus lautnya cukup kencang dan variasi ikannya tidak banyak. Setelah dari pulau Lengkuas kita kembali ke Pantai Batu Banyak untuk makan siang. Sayang sekali makan siang di Restoran Pantai Batu Banyak tidak terlalu istimewa. Gangan Kepala Ikan Ketarapnya biasa saja dan sajian cumi goreng tepung serta udang saos Padangnya benar-benar biasa.

Outdoor activities hari ini diakhiri dengan mengunjungi Pantai Tanjung Tinggi atau yang biasa dikenal dengan Pantai Laskar Pelangi. Ya betul, di pantai ini lah banyak adegan dalam film Laskar Pelangi dibuat. Tempat ini jauh lebih rapih dibandingkan pertama dan kedua kalinya saya ke Belitung. Upaya yang baik dari dinas pariwisata setempat untuk mengelola tempat ini. Di sini kami hanya menghabiskan waktu untuk foto-foto.

Pantai Laskar Pelangi
Foto a la Drone

Berakhirnya outdoor activities hari ini. Kegiatan malam harinya adalah gala dinner dan untuk besok harinya, rombongan sudah kembali ke Jakarta dalam beberapa penerbangan terpisah.

Office outing 2017 diakhiri dengan gala dinner di Restoran Lemadang. Makanan di restoran ini merupakan salah satu yang terbaik selama office outing kali ini. Selain makanan dari restoran, diundang juga beberapa street food yang terkenal dari Belitung, antara lain ada cendol, Kopi Akke dan Hok Lo Pan Harun. Untuk yang tidak familiar, Hok Lo Pan kalau di Jakarta biasa dikenalnya dengan Kue Bandung atau Terang Bulan alias Martabak Manis 🙂

Yup ini lah akhir tulisan ini. Enjoy foto-fotonya!

Kala tiba waktu surut Nelayan menunggu, tak dapat melaut Tak khawatir tak mendapat rezeki Karena yakin ada saat pasang menanti #sea #boat #cloudporn #seascape #android #nexus6p #Indonesia #belitung #travel #instadaily #instamood #snapseed

A photo posted by Ahmad Zakaria (@ahmadzakaria) on

Gala Dinner di Lemadang, Tanjung Tinggi

5 Replies to “Belitung (Re-Visit)”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.